MANAJEMEN STAKEHOLDERS
DAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN (HUBUNGAN MASYARAKAT)
Oleh:
Chairul
Echwan dan Supiansyah
A.
Stakeholders Pendidikan
1. Pengertian Stakeholders
Istilah
stakeholders sudah sangat populer. Kata ini telah dipakai oleh banyak pihak dan
hubungannnya dengan berbagi ilmu atau konteks, misalnya manajemen bisnis, ilmu
komunikasi, pengelolaan sumberdaya alam, sosiologi, dan lain-lain.
Lembaga-lembaga publik telah menggunakan secara luas istilah stakeholder ini ke
dalam proses-proses pengambilan dan implementasi keputusan. Secara sederhana,
stakeholder sering dinyatakan sebagai para pihak, lintas pelaku, atau
pihak-pihak yang terkait dengan suatu issu atau suatu rencana.
Stakeholder berasal dari dua kata stake dan holder. Stake berarti to give support to sedangkan holder berarti pemegang. Stakeholder
pendidikan dapat diartikan sebagai orang yang menjadi pemegang dan sekaligus
pemberi support terhadap pendidikan atas lembaga pendidikan. Fungsinya berperan
sebagai sarana untuk membangun dunia pendidikan.[1]
Definisi di atas menjelaskan stakeholder/stakeholders
dalam pendidikan adalah pihak/berbagai pihak yang memiliki hubungan langsung
maupun tidak langsung dengan sukses tidaknya proses pendidikan yang
berlangsung.
2. Macam-macam Stakeholder.
Berdasarkan
kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu issu,
stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok yaitu stakeholder
primer, sekunder dan stakeholder kunci.[2]
a. Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder
utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan secara langsung
dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai
penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
b. Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder
pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan kepentingan
secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki
kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan
berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
Yang
termasuk dalam stakeholders pendukung (sekunder) :
1) Lembaga(Aparat) pemerintah dalam suatu
wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung.
2) Lembaga pemerintah yang terkait dengan
issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung dalam pengambilan
keputusan.
3) Lembaga swadaya Masyarakat (LSM)
setempat : LSM yang bergerak di bidang yang bersesuai dengan rencana, manfaat,
dampak yang muncul yang memiliki konsern (termasuk organisasi massa yang
terkait).
4) Perguruan Tinggi yakni kelompok
akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan keputusan pemerintah
serta Pengusaha (Badan usaha) yang terkait sehingga mereka juga masuk dalam
kelompok stakeholder pendukung.
5) Pengusaha (Badan usaha) yang terkait
c. Stakeholder Kunci
Stakeholder
kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara legal dalam hal
pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah unsur eksekutif
sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci untuk suatu
keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
Yang
termasuk dalam stakeholder kunci yaitu :
1) Pemerintah
2) Dewan Perwakilan Rakyat
3)
Dinas
yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
3. Komponen Stakeholder Pendidikan
a. Masyarakat lokal
Ada
anggapan pendidikan hanya tanggungjawab pemerintah, sehingga desentralisasi
pendidikan belum dimaknai oleh masyarakat sebagai pengembangan kemajuan
pendidikan. UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah mengilhami
otonomi pendidikan di daerah. Namun dalam tahun 2006 muncul apa yang kita kenal
Ujian Nasional, padahal konsep tersebut cenderung konsep penyeragaman budaya
yang berbeda. Bukankah pendidikan yang demokratis adalah pendidikan yang
memberikan kebebasan bagi daerah untuk menyesuaikan dengan perkembangan
daerahnya serta apakah pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang
di daerah dapat disamaratakan kualitasnya. Fungsi pendidikan kekinian adalah
transisi iptek dan masyarakat masa depan yang menghargai kebhinekaan dan
keragaman pendapat.
b. Orang tua
Selalu
beranggapan sekolah saja tempat pendidikan, sehingga kurang serius
memperhatikan kemajuan anak baik secara behavior maupun psikologis. Peserta
didik lebih cenderung terbentuk dari karakter proses kehidupan dalam keluarga,
sekolah lebih cenderung memberikan pengetahuan saja. Namun sangat disayangkan
bahwa kondisi orangtua dalam masyarakat Indonesia masih hidup terbelakang baik
secara ekonomi maupun kesehatan (kurang gizi), serta kerja yang serabutan,
sehingga dapat kita bayangkan bagaimana generasi yang dihasilkannya dalam
rangka peningkatan pendidikan non-formal anak disamping pendidikan di sekolah.
c. Negara
Dari
segi material bahwa negara belum menempatkan pos khusus untuk pendidikan, dan
kesannya dana pendidikan disediakan secara tambal sulam, jelas kita akan
mengetahui apa hasil pendidikan dengan dana terbatas. Siap atau tidak siap,
pendidikan di daerah memerlukan perhatian serius terutama dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan pemanfaatan sumberdaya manusia di daerah. Selanjutnya dana
pendidikan 20% yang dianggarkan dalam APBN/APBD masih sebatas wacana, kalaupun
ada biaya murah atau gratis biaya pendidikan di daerah-daerah tertentu,
kesannya dipaksakan untuk populis saja bahkan untuk menarik simpati partai
politik pendukung saja bukan sebagai bentuk perencanaan pendidikan yang matang.
d. Pengelola Profesi Pendidikan
Cenderung
menyelenggarakan pendidikan bukan motif mencerdaskan tetapi profit oriented
atau bisnis sehingga pendidikan terkesan mahal, sementara pendidikan formal
yang disediakan negara sangat terbatas menampung peserta didik. Untuk itu
sekolah harus bisa menjadi alat kontrol cita-cita kemajuan bangsa sesuai
filsafat pendidikan dan arah kebijakan pembangunan nasional yang diamanatkan
dalam pembukaan UUD 45.
Dari komponen
stakeholder pendidikan di atas, setidaknya tatakelola pendidikan benar-benar
dapat terintegrasi dalam pembangunan nasional, yang akuntabilitasnya bukan saja
tanggungjawab pemerintah melainkan sudah menjadi tanggungjawab semua lapisan
masyarakat. Dengan demikian pada masa mendatang pembangunan pendidikan
diharapkan dapat memberikan pencitraan publik atau performans pendidikan
nasional yang berkualitas dan menghasilkan peserta didik yang mampu menghadapi
pasar kerja (link and match) serta
siap dengan persaingan gobal.
B.
Manajemen Lingkungan Pendidikan
- Pengetian Lingkungan Pendidikan
Lingkungan
Pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri anak dalam alam semesta
ini yang menjadi wadah atau wahana, badan atau lembaga berlangsungnya proses
pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Dari penjelasan
tersebut di atas, manajemen lingkungan pendidikan merupakan suatu proses dimana
didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang terstruktur untuk mendukung proses
pendidikan, agar peserta didik bisa berinteraksi terhadap lingkungan sekitarnya
dengan hasil yang baik.
- Tujuan Manajemen Lingkungan Pendidikan
Adapun tujuan di
dalam manajemen lingkungan pendidikan ialah:
a. Proses pembelajaran lebih efektif,
dimana peserta didik dalam melakukan proses belajar mengajar lebih dapat
meresap apa yang telah diajarkan pendidik.
b. Lingkungan yang nyaman secara fisik dan
psikis bagi peserta didik, Nyaman fisik yaitu sarana dan prasarana belajar yang
memadai dan menyenangkan. Sedangkan nyaman psikis yaitu hubungan saling
percaya, saling menghargai, saling membantu, bebas menyatakan pendapat, dan
menerima perbedaan diantara peserta didik dan pendidik.
c. Peserta didik merasakan kebutuhan
belajar, artinya peserta didik menganggap tujuan belajar sebagai tujuannya
sendiri dan dengan lingkungan belajar kondusif mempercepat berkembangnya
potensi anak.
d. Peserta didik terlibat dalam perencanaan
dan pelaksanaan belajar, artinya peserta didik aktif dalam proses perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan belajar.
e. Berpusat pada pengalaman, artinya wajib
belajar mengalami secara langsung atau tidak langsung proses belajar dan
menggunakan pengalamannya secara tepat.
f. Wajib belajar menerima umpan balik yang
tepat untuk menilai keberhasilan mereka mencapai tujuan.
- Fungsi Manajemen Lingkungan Pendidikan
Secara
umum fungsi manajemen lingkungan pendidikan adalah membantu
mengatur tata kelola lingkungan pendidikan dalam hal ini didalam sebuah
institusi formal kepada peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia,
agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Seperti diketahui, proses
pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai akibat interaksi dengan
lingkungannya akan berlangsung secara alamiah dengan konsekuensi bahwa tumbuh
kembang itu mungkin berlangsung lambat dan menyimpan dari tujuan pendidikan.
Oleh karena itu,
diperlukan berbagai usaha sadar untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan itu
sedemikian rupa agar dapat diperoleh peluang pencapaian tujuan secara optimal,
dan dalam waktu serta dengan daya/dana yang seminimal mungkin. Dengan demikian
diharapkan mutu sumber daya manusia makin lama semakin meningkat. Hal itu hanya
dapat diwujudkan apabila setiap lingkungan pendidikan tersebut dapat
melaksanakan fungsinya sebagaimana mestinya.
C.
Manajemen Hubungan Masyarakat
Membahas mengenai manajemen stakeholder
dan lingkungan pendidikan, tidak dapt terlepas dari manajemen hubungan
masyarakat (humas). Karena hubungan masyarakat, yang juga biasa disebut dengan
istilah public relation (PR)
memengaruhi hampir setiap orang yang mempunyai hubungan dengan orang lain.
Hubungan masyarakat dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan karyawan,
investor, atau masyarakat umum. Hampir semua organisasi memiliki kepentingan
terhadap publiknya.
1. Pengertian Hubungan Mayarakat
Denny Griswold mengemukakan definisi
hubungan masyarakat adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik,
mempelajari kebijakan dan prosedur individual atau organisasi sesuai dengan
kepentingan publik, dan menjalankan program untuk mendapatkan pemahaman dan
penerimaan publik.[3]
Definisi di atas menjelaskan hubungan masyarakat
merupakan salah satu fungsi manajemen yang menjadi jembatan antara perusahaan
atau organisasi dengan publiknya. Dengan demikian, diharapkan publik dapat
memahami, menerima, dan bekerjasama apabila terdapat sebuah masalah yang
berkaitan dengan kepentingan publik. Dalam hal ini publik dapat membantu
manajemen dengan memberikan sistem peringatan dini agar perusahaan dapat
mengantisipasi kemungkinan adanya krisis di masa yang akan datang.
Sedangkan pengertian humas dalam pendidikan
adalah rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan.[4]
Berdasarkan definisi diatas pegertian
humas secara umum adalah fungsi yang khas antara organisasi dengan publiknya,
atau dengan kata lain antara lembaga pendidikan dengan warga di dalam (guru,
karyawan, murid) dan warga dari luar (wali murid, masyarakat, institusi luar,
patner sekolah).
Jadi dapat dimaknai bahwa manajemen
humas adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian,
mengkomunikasikan serta pengkoordina-sian yang secara serius dan rasional dalam
upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.
Hubungan sekolah dan masyarakat
merupakan hubungan timbal balik antara organisasi (sekolah) dengan
masyarakat/lingkungan yang terkait. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan
proses komunikasi antara sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan
pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta
pendorong minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
2. Fungsi dan Tugas Hubungan Masyarakat
Fungsi
utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antarlembaga
(organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka
menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya
menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga
organisasi.[5]
Scott
M. Cutlip dan Allen Center memberikan penjelasan sebagai berikut:
a. Memudahkan dan menjamin arus opini yang
bersifat mewakili dari publik-publik suatu organisasi, sehingga kebijaksanaan
dan operasionalisasi organisasi dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam
kebutuhan dan pandangan publik-publik tersebut
b. Menasehati manajemen mengenai jalan dan
cara menyusun kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi untuk dapat
diterima secara maksimal oleh publik
c. Merencanakan dan melaksanakan
program-program yang dapat menimbulkan penafsiran yang menyenangkan terhadap
kebijaksanaan dan operasionalisasi organisasi.[6]
Paparan
di atas menjelaskan bahwa aktivitas humas yaitu menyelenggarakan komunikasi
timbal balik antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling
pengertian dan dukungan bagi tercapainya suatu tujuan tertentu, kebijakan,
kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga
bersangkutan, dalam kaitannya dengan pendidikan lembaga yang dimaksud adalah
sekolah.
Adapun
tugas humas dalam pendidikan antara lain:
a. Memberikan informasi dan menyampikan ide
(gagasan) kepada masyarakat atau pihak-pihak yang membutuhkannya.
Menyebarluaskan informasi dan gagasan-gagasan itu agar diketahui maksud atau
tujuannya sertakegiatankegiatannya termasuk kemungkinan dipetik manfaatnya oleh
pihak-pihak diluar organisasi.
b. Membantu pimpinan yang karena
tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau
pihak-pihak yang memerlukannya.
c. Membantu pimpinan mempersiapkan
bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang
menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu. Dengan demikian pimpinan
selalu siap dalam memberikan bahan-bahan informasi yang up-to-date.
d. Membantu pimpinan dalam mengembagkan
rencana dan kegiatan-kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelayanan kepada
masyarakat (public service) sebagai
akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata
menumbuhkan harapan atau penyempurnaan kegiatan yang telah dilakukan oleh
organisasi.[7]
Hal-hal di atas
menjelaskan bahwa humas bertugas memberikan informasi dan menyampaikan ide dan
gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkan, membantu
kepala sekolah dalam menyampaikan informasi yang tidak dapat langsung
disampaikan oleh kepala sekolah, serta tugas-tugas lainnya.
3. Tujuan Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Tujuan
diselenggarakan hubungan sekolah dan masyarakat adalah:
a. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi
masyarakat.
b. Mendapatkan dukungan dan bantuan morel
maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
c. Memberikan informasi kepada masyarakat
tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
d. Memperkaya dan memperluas program
sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
e. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat
antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak-anak.[8]
4. Tehnik-tehnik Hubungan Sekolah dengan
Masyarakat
a. Laporan
Pihak
sekolah memberikan laporan pada orang tua murid tentang kemajuan-kemajuan,
prestasi dan kelemahan anak didik pada orangtuanya. Dengan teknik ini orang tua
akan memperoleh penilaian terhadap hasil pekerjaan anaknya, juga terhadap
pekerjaan guru-guru di sekolah.
Selain
kepada orang tua, laporan juga bisa dibuat oleh kepala sekolah dan diberikan
kepada aparat pendidikan yang lebih atas. Laporan ini berisi masalah
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh sekolah termasuk kurikulum, personalia,
anggaran, biaya dan sebagainya. Selanjutnya aparat tersebut memberikan laporan kepada
masyarakat.
b. Media Cetak
Media
cetak salah satunya majalah sekolah. Isi majalah ini menjelaskan tentang
kegiatan-kegiatan sekolah, karangan guru-guru, orangtua dan murid-murid,
pengumuman-pengumuman dan sebagainya.
Sekolah
juga bisa menerbitkan buku kecil tentang cara membimbing anak. Dalam rangka
menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau guru
dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara
membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua
murid.[9]
Kalau
sekolah itu mampu juga dapat menerbitkan surat kabar sekolah, dengan ini
berarti bahwa sekolah dapat memberikan informasi yang lebih luas kepada orang
tua atau masyarakat daerah sekitarnya.
c. Pameran Sekolah.
Suatu
tehnik yang efektif untuk memberi informasi tentang hasil kegiatan dan keadaan
sekolah pada masyarakat, ialah penyelenggaraan pameran sekolah. Ada
bermacam-macam cara untuk mengadakan pameran sekolah itu. Sekolah mengadakan
pameran dengan membuata atau mengatur hasil pekerjaan murid-murid itu di luar
sekolah atau di sekolah. Pameran sekolah akan menjadi lebih efektif lagi, kalau
kegiatan-kegiatan itu disiarkan melalui siaran-siaran pers dan radio di tempat
itu sehingga dapat menarik banyak orang dalam masyarakat.
e.
Open House
Open house
adalah tehnik untuk mempersilahkan masyarakat yang berminat untuk meninjau
sekolah serta mengobservasi kegiatan-kegiatan dan hasil-hasil pekerjaan murid
di sekolah, yang diadakan pada waktu-waktu tertentu, misalnya sekali setahun
pada penutupan tahun pengajaran.
f. Kunjungan Orang Tua
Orang
tua diberi kesempatan untuk melihat anak-anak mereka yang belajar di dalam
kelas, juga untuk melihat kegiatan-kegiatan di laboratorium, perlengkapan,
gambar-gambar dan sebagainya, sehingga mereka memperoleh gambaran yang jelas
tentang kehidupan di sekolah itu. Setelah selesai melihat-lihat, orang tua
diajak berdiskusi dan mengadakan penilaian.
g. Kunjungan Rumah
Dalam
rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan
kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan
rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak
diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah
direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar
mancapai tujuan program pendidikan sekolah tersebut.[10]
Kunjungan
ke rumah orangtua murid ini merupakan teknik yang sangat efektif dalam
mengadakan hubungan dengan orang tua di rumah agar supaya dapat mengetahui
latar belakang hidup anak-anak. Banyak masalah yang dapat dipecahkan dengan
teknik ini antara lain, masalah kesehatan murid, ketidakhadiran murid,
pekerjaan rumah, masalah kurangnya pengertian orang tua tentang sekolah dan
sebagainya.
h. Gambaran Sekolah Melalui Murid-Murid
Informasi
tentang keadaan sekolah dengan perantaraan murid-murid itu diberikan melalui
perencanaan sesuatu kegiatan yang wajar, antara lain kalau sekolah itu terdapat
di kota besar, maka gambaran itu diberikan melalui program siaran pemancar
radio untuk menyiarkan sesuatu percakapan antara murid-murid atau antara murid
dan guru, misalnya tentang cara makan dan makanan sehat.
i.
Organisasi
Perkumpulan Alumni Sekolah.
Organisasi
perkumpulan alumni sekolah adalah suatu alat yang sangat baik untuk
dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan
masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya mempunyai kenangan-kenangan
dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya
baik berupa materiil maupun secara moril.
j.
Melalui
Kegiatan Ekstrakurikuler.
Apabila
ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang sudah dianggap matang untuk
dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama
dan lain-lain, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam
masyarakat. Karena itu program ekstrakurikuler hendaknya di rencanakan dan
diatur, agar dapat dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat.
D.
Kesimpulan
Stakeholder/stakeholders dalam
pendidikan adalah pihak/berbagai pihak yang memiliki hubungan langsung maupun
tidak langsung dengan sukses tidaknya proses pendidikan yang berlangsung.
Stakeholder terbagi beberapa macam yaitu stakeholder primer, sekunder dan
stakeholder kunci.
Manajemen lingkungan pendidikan
merupakan suatu proses dimana didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang
terstruktur untuk mendukung proses pendidikan, agar peserta didik bisa
berinteraksi terhadap lingkungan sekitarnya dengan hasil yang baik. Fungsi manajemen
lingkungan pendidikan adalah membantu mengatur tata kelola lingkungan
pendidikan dalam hal ini didalam sebuah institusi formal kepada peserta didik
dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai
sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan
yang optimal.
Sedangkan pengertian humas dalam pendidikan
adalah rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga
pendidikan dengan masyarakat yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar
mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan.
Hubungan sekolah dan masyarakat adalah
hubungan timbal balik antara organisasi (sekolah) dengan masyarakat/lingkungan
yang terkait. Hubungan sekolah dan masyarakat merupakan proses komunikasi
antara sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga
masyarakat tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan
tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
[1] Http://www.scribd.com/doc//Hubungan-Kemitraan-Dengan-Stakeholder-Pendidikan
[2] Http://misterphysiceducation.blogspot.com/2012/11/macam-macam-stakeholder
[3] Firsan Nova, Crisis Pulic Relation, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011), h. 43
[4] Http://elmisbah.wordpress.com/manajemen-humas
[5] Firsan Nova, Op. Cit., h. 49
[6] Onong
Uchjana Effendi, Hubungan Masyarakat
Suatu Studi Komunikologis . (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h. 34
[7]Hadrawi
Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada Press, 2005),
h. 73
[8] Ngalim Purwanto,
Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1993), h. 189-190
[9] Ibrahim
Bafadhol, Dasar-dasar Manajemen dan
Supervisi Taman Kanak-kanak, (Jakarta: PT Bumi aksara, 2005), h. 63
[10]
Soekarto Indrafachrudi, Bagaimana
Mengakrabkan Sekolah dengan Orang tua Murid dan Masyarakat, (Malang: IKIP,
1994), h. 69
Tidak ada komentar:
Posting Komentar